Share/Bookmark
Pundi-Pundi

Saturday, April 19, 2014

Dongeng Mother Holle: Bunda Holle dan Gadis Rajin

Ada seorang janda yang memiliki dua anak perempuan, yakni Ela dan Rina. Ela cantik dan rajin sedangkan Rina jelek dan malas. Namun, dia sangat cinta kepada anaknya yang jelek dan malas karena ia adalah putri kandungnya sendiri. Maka dari itu, Ela yang hanya seorang anak tiri terpaksa melakukan semua pekerjaan dan menjadi seperti Cinderella di rumah itu. Setiap hari Ela si gadis malang itu harus duduk di pinggir sumur yang ada di dekat rumah. Dia terus menerus memintal dan memintal sampai jari-jarinya berdarah.

Suatu ketika alat pintal terkena darahnya sehingga dia mencelupkannya ke dalam sumur untuk menghilangkan nodanya tetapi alat pintal tersebut malah jatuh ke dalam sumur. Ela mulai menangis dan berlari ke ibu tirinya untuk menceritakan kecelakaan itu. Namun, ibu tirinya memarahi Ela dengan tajam dan tanpa ampun dia berkata: “Karena kamu telah membiarkan alat pintalmu jatuh, kamu harus mengambilnya lagi.”

Jadi gadis itu kembali ke sumur meskipun tidak tahu apa yang harus dilakukan. Di dalam kesedihan hatinya dia kehilangan akal sehatnya dan segera melompat ke dalam sumur untuk mendapatkan alat pintalnya. Lalu dia tidak sadarkan diri. Ketika tersadar, dia telah berada di sebuah padang rumput yang indah. Di sana matahari bersinar cerah dan ribuan bunga terlihat mekar dengan indahnya.

Dia pun pergi menyeberangi padang rumput dan akhirnya tiba di tempat tukang roti. Di sini Ela melihat ada sebuah oven yang penuh roti dan roti-rotinya berteriak: “Oh, keluarkan kami. Bawa kami keluar atau kami akan terbakar. Kami telah dipanggang terlalu lama.” Maka, Ela bergegas mengeluarkan semua roti satu demi satu dengan sekop roti.

Mother Holle Fairy Tales
Setelah itu dia melanjutkan perjalanannya sampai dia tiba di pohon apel yang sedang berbuah lebat. “Oh, kocok kami. Kocok kami. Buah apel kami sudah matang semua.” Maka, Ela mengguncang pohon tersebut sampai semua buah apel jatuh seperti hujan. Pohon tersebut pun terus digetarkan sampai semua buah apel berhasil dijatuhkan. Lalu dia mengumpulkan semua buah apel ke dalam satu tumpukan dan pergi melanjutkan perjalanannya.

Selang beberapa waktu dia tiba di sebuah rumah kecil. Di rumah ini ada seorang wanita tua yang sedang mengintip. Wanita ini memiliki gigi yang besar sehingga membuat Ela ketakutan dan hendak melarikan diri. Namun, wanita tua itu berkata padanya: “Apa yang kamu takutkan anakku sayang? Tinggallah bersamaku. Bila kamu bisa melakukan semua pekerjaan rumahmu dengan benar, di sini kamu akan bisa mendapatkan lebih baik daripada itu. Hanya saja kamu harus berhati-hati dalam merapikan dan membersihkan tempat tidurku. Lakukanlah dengan baik dan bersihkan secara menyeluruh sampai semua bulu terbang agar ada salju di bumi. Saya Bunda Holle.”

Karena wanita tua itu berbicara begitu baik kepadanya, Ela memberanikan diri menyetujui tawarannya. Dia pun berusaha mendapatkan kepuasan majikannya sehingga dia selalu mengguncang tempat tidur Bunda Holle dengan amat keras agar bulu-bulu beterbangan seperti serpihan salju. Jadi, Ela punya kehidupan yang menyenangkan bersamanya. Tak pernah ada kata marah. Untuk makan, setiap hari dia merebus daging panggang.

Dia tinggal beberapa waktu dengan Bunda Holle hingga suatu ketika ia menjadi sedih. Pada awalnya Ela tidak mengetahui segala sesuatu yang terjadi dengan dirinya. Namun, pada akhirnya dia menyadari bahwa dia rindu rumahnya. Meskipun di sini berkali-kali lipat lebih baik daripada di rumahnya, Ela masih memiliki kerinduan untuk pulang ke rumah.
Akhirnya Ela berkata kepada Bunda Holle: “Saya memiliki kerinduan untuk pulang ke rumah. Betapapun baiknya saya di sini, saya tidak bisa tinggal lebih lama lagi. Saya harus kembali lagi kepada keluarga saya sendiri.” Wanita tua itu berkata: “Saya senang kamu merindukan rumahmu lagi. Dan, karena selama ini kamu telah melayani saya dengan amat baik, saya sendiri  yang akan mengantarmu kembali.”



Tags: dongeng Grimm bersaudara, mother holle, dongeng bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia, cerita fiksi anak, dongeng sebelum tidur, cerita anak nusantara

0 komentar:

Post a Comment