Share/Bookmark
Pundi-Pundi

Saturday, February 11, 2017

Puteri dan Kacang Polong

Pada zaman dahulu kala ada seorang pangeran yang ingin menikahi seorang puteri. Namun, pangeran tersebut tidak mau asal menikah karena dia mendambakan seorang puteri sejati. Pangeran pun pergi berkeliling dunia untuk menemukannya tetapi puteri sejati tak jua ditemukan. Pangeran memang berjumpa dengan banyak puteri tetapi tak satupun sesuai dengan harapannya. Lantas pangeran pulang kembali ke rumahnya dengan hati sedih.

Suatu sore datanglah badai yang mengerikan disertai kilat, guntur, dan hujan deras. Di tengah kondisi demikian tiba-tiba terdengar sebuah ketukan di pintu gerbang kerajaan lalu raja pergi untuk membukanya. Tampaklah seorang puteri berdiri di sana. Dia terlihat sangat anggun di tengah guyuran hujan dan desiran angin kencang. Air tampak membasahi rambut dan pakaiannya hingga ke dalam sepatunya. Lalu puteri ini mengatakan bahwa dulunya dia seorang puteri sejati.

“Oke, kami akan segera memastikan hal itu,” pikir ratu. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa kepada puteri tersebut dan bergegas pergi ke kamar tidur dan mengambil semua kasur. Kemudian ratu meletakkan sebuah kacang polong di bagian dasar tempat tidur dan menumpukkan 20 kasur di atas kacang tersebut.

Puteri dan Kacang Polong

Maka, sepanjang malam puteri tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ketika pagi tiba, dia ditanya bagaimana tidurnya. Jawab puteri: "Oh, sangat buruk! Saya sudah berusaha menutup mata sepanjang malam. Hanya Tuhan yang mengetahui apa yang ada di bawah kasurku. Saya merasa ada sesuatu yang keras sehingga tubuhku terasa sakit semua. Ini parah."

Kini, raja dan ratu mengetahui bahwa puteri tersebut merupakan seorang puteri sejati karena dia dapat merasakan keberadaan kacang yang diletakkan di bawah 20 kasur. Yach, hanya seorang puteri sejati yang memiliki kepekaan semacam itu. Lantas tanpa berlambat-lambat pangeran pun meminta puteri menjadi isterinya dan kacang polong tadi disimpan di museum untuk diperlihatkan kepada publik.

Tags: dongeng sebelum tidur, The Princess and The Pea, dongeng Hans Christian Andersen, kisah cinta ibu, dongeng bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia, cerita dongeng anak

Gadis Penjual Korek Api

Hari itu menjelang malam pergantian tahun, hawa terasa sangat dingin, dan salju turun dengan cepat. Di tengah kedinginan dan kegelapan ada seorang gadis miskin yang menjelajahi jalanan dengan bertelanjang kaki dan tanpa penutup kepala. Sebenarnya dia memiliki sepasang sandal ketika pergi meninggalkan rumah tetapi sandal tersebut milik ibunya sehingga terlalu besar baginya.

Ketika dia berlari di jalan untuk menghindari kereta kuda yang melaju dengan cepat, salah satu sandal itu terlepas dan dia tidak dapat menemukannya. Lalu seorang pemuda menyita sandal satunya sembari mengatakan bahwa dia dapat menggunakan sandal itu untuk ayunan. Maka, gadis tersebut pergi dengan bertelanjang kaki sambil menahan dingin.  

Di dalam celemeknya gadis itu membawa sekotak korek api dan beberapa kotak lainnya ada di dalam bungkusan tangannya. Sepanjang hari itu tak ada yang membeli koreknya. Dengan menggigil karena kedinginan dan kelaparan, dia berjalan perlahan dan merasa sengsara. Butiran salju turun di atas rambutnya yang panjang dan menggantung di atas bahunya tetapi dia tidak menghiraukannya.

Cahaya-cahaya tampak bersinar dari setiap jendela dan di sana tercium aroma bebek panggang untuk menyambut tahun baru. Ya, dia mengingat hal itu. Di pojok rumah, di antara dua rumah, dia menyembunyikan dirinya. Dia tarik kedua kaki kecilnya tetapi dia tetap merasa dingin tetapi dia tidak berani pulang ke rumah karena dia belum berhasil menjual korek api dan tak ada uang sedikit pun di kantongnya. Ayahnya pasti akan marah jika dia pulang tanpa uang. Selain itu, rumahnya pun sama dinginnya dengan tempat ini karena atap rumah mereka banyak lubangnya. Angin akan tetap masuk ke dalam rumah sekalipun lubang-lubang terbesar telah ditutup dengan jerami dan kain lap.

Tangan-tangannya mulai hampir membeku karena kedinginan. “Ah, mungkin menyalakan sedikit korek api di dekat dinding dapat menghangatkan jari-jari tanganku,” pikirnya. Maka, dia menggoreskan salah satu koreknya di dinding lalu api pun menyala terang seperti lilin kecil dan memberikan sebuah kehangatan. Ini cahaya yang menakjubkan. Gadis itu melihat dirinya sedang duduk di sebuah tungku besar yang terbuat dari kuningan dan dia tampak sedang menghangatkan diri di sana. Namun, tiba-tiba nyala korek api padam, tungku menghilang, dan dia hanya mendapati sisa-sisa pembakaran korek api di dalam tangannya.

Dia pun menggosokkan korek api lain pada dinding. Ketika api menyala dan cahayanya mengenai dinding, dia dapat melihat ke dalam ruangan. Di dalamnya ada meja bertaplak kain putih dengan bebek panggang, apel dan plum di atasnya. Sesuatu yang menakjubkan terjadi. Bebek panggang tampak melompat dari piring dan melintasi lantai dengan garpu dan sendok di dadanya untuk menuju gadis kecil itu. Kemudian korek api mati dan si gadis hanya mendapati dinding yang dingin, tebal, dan lembab.

Dia pun menyalakan korek api lainnya lalu dia menemukan dirinya sendiri sedang duduk di bawah sebuah pohon Natal yang cantik. Pohonnya sangat besar dan telah dihias begitu indah sebagaimana terlihat dari pintu kaca saudagar kaya. Ribuan pita dan gambar menghiasi cabang-cabangnya yang hijau seperti terlihat dari jendela. Tangan si gadis mulai terulur ke arah pohon itu lalu korek api padam.

Lampu-lampu Natal tampak bersinar terang di tempat yang tinggi dan semakin tinggi hingga tampak seperti bintang-bintang di langit. Lalu dia melihat sebuah bintang jatuh dan meninggalkan sebuah cahaya terang. “Seseorang telah meninggal,” pikir gadis itu. Dia terkenang akan perkataan neneknya yang telah tiada. Neneknya pernah berkata: “Ketika ada bintang jatuh, berarti ada sebuah jiwa yang kembali kepada Tuhan.”

Dia pun menggosokkan korek apinya lagi dan cahaya kembali bersinar mengelilingi dia. Di dalam cahaya ini dia melihat neneknya dengan jelas, tampak bersinar, lembut dan penuh cinta. Si gadis pun menangis: “Nenek, bawalah saya pergi bersamamu. Saya tahu kamu akan menghilang setelah korek api padam, seperti tungku penghangat, bebek panggang, dan pohon Natal yang besar dan indah.”

Gadis Penjual Korek Api
Dia pun buru-buru menyalakan semua korek api yang ada dengan harapan dapat mempertahankan neneknya. Cahaya korek api pun terlihat lebih terang daripada tengah hari dan nenek tampak amat besar dan amat cantik. Nenek memeluk gadis itu di dalam lengan-lengannya lalu mereka berdua terbang jauh dari bumi dalam kebahagiaan, ke tempat yang bebas dari kedinginan, kelaparan, dan rasa sakit, bersama dengan Tuhan.

Ketika subuh tiba, seorang gadis miskin dengan pipi yang pucat dan mulut tersenyum sedang duduk bersandar di dinding. Gadis ini telah mati membeku pada malam pergantian tahun. Tak lama berselang matahari tahun baru mulai menyinari mayatnya. Tampaklah gadis tu masih terduduk sambil memegang batang kotak korek api di tangannya dan ada sekumpulan korek api yang telah terbakar. Beberapa orang yang melihatnya berkata: "Dia mencoba untuk menghangatkan dia sendiri.”

Tak seorang pun dapat membayangkan betapa indah dan mulianya segala yang dilihat gadis itu bersama neneknya di tahun baru.

Tags: dongeng sebelum tidur, dongeng bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia, cerita dongeng anak, The Little Match Seller, dongeng Hans Christian Andersen, kisah cinta nenek.

Monday, January 2, 2017

Rapunzel versi Tangled: Menggapai Mimpi

Rapunzel versi Tangled: Di Menara

Selanjutnya, Rapunzel memaksa Flynn membawanya pergi melihat lentera terbang dengan perjanjian bahwa Rapunzel akan mengembalikan mahkota curian Flynn. Flynn pun setuju meskipun sebenarnya dia kesal terhadap Rapunzel. Dia pun menakut-nakuti Rapunzel agar mau kembali ke menara lagi dengan cara mengajaknya makan di bar tempat berkumpulnya para preman. Pada awalnya Rapunzel ketakutan tetapi akhirnya dia berhasil menyentuh hati para preman dengan menyatakan bahwa dia ingin mewujudkan mimpinya dengan bantuan Flyn.

Prajurit kerajaan terus mencari Flyn dan berhasil menemukannya. Karena Rapunzel bersama Flyn, dia juga harus kabur dari mereka. Rapunzel dan Flynn sempat terjebak di gua pertambangan gelap yang dipenuhi air. Mereka sangat ketakutan. Kemudian Flyn membuka rahasia bahwa nama sebenarnya adalah Eugene Fitzherbert (Yujin). Rapunzel juga memberitahu Eugene bahwa dia mempunyai rambut ajaib yang akan bersinar kalau Rapunzel bernyanyi.

Rapunzel versi Tangled: Flyn
Tak lama berselang mereka berhasil keluar dari goa dan tiba di hutan. Di sini Rapunzel dan Eugene saling bercerita tentang latar belakang mereka dan mulai berteman. Lambat laun Mother Gothel mengetahui Rapunzel pergi dari menara lalu mencarinya. Mother Gothel pun menemukan Rapunzel di hutan sedang jatuh cinta dengan pencuri.

Lantas Mother Gothel menghasut Rapunzel bahwa Eugene bukanlah sahabat sejati dan dia akan segera meninggalkan Rapunzel setelah mahkota curian itu dikembalikan. Karena takut kehilangan Eugene, Rapunzel tidak mau memberikan mahkota itu. Keesokan harinya Rapunzel dan Eugene tiba di kota di mana lentera-lentera itu akan diterbangkan. Di sini Rapunzel baru mengetahui bahwa putri kerajaan itu hilang.

Pada malam harinya Rapunzel dan Eugene duduk di perahu menyaksikan lentera-lentera diterbangkan. Saat itulah Rapunzel baru berani mengembalikan mahkota curian kepada Eugene. Eugene mulai menyadari bahwa dia mencintai Rapunzel tetapi sebelum dia sempat menyatakannya dia melihat rekan-rekan pencurinya, Stabbington Bersaudara, di tepi danau. Maka, Eugene menepikan perahunya untuk memberikan mahkota curian kepada mereka. Namun, mereka tak lagi menginginkan mahkota itu.

Sesuai kesepakatan dengan Mother Gothel, mereka pun memukul Eugene hingga pingsan lalu mengikatnya di perahu dan membuat Rapunzel mengira Eugene kabur. Di dalam kekecewaannya Mother Gothel datang menghibur dan Rapunzel kembali mengurung diri di menara. Di kamar Rapunzel tergantung sebuah lukisan yang menggambarkan ribuan lentera diterbangkan ke langit. Lukisan tersebut membuatnya termenung dan di dalam lamunannya dia pun menyadari bahwa dialah putri kerajaan yang hilang sehingga dia bertekad untuk melawan Mother Gothel.

Sementara itu, Flynn (Eugene) yang pingsan ditangkap prajurit kerajaan dan akan dipenggal keesokan harinya. Dengan bantuan kuda kerajaan dan para preman di bar sebelumnya Flynn (Eugene) kabur dari penjara dan bergegas mencari Rapunzel di menara. Nah, baru saja mencapai jendela menara, Eugene langsung ditusuk oleh Mother Gothel.

Karena tidak tega melihat Eugene kesakitan, Rapunzel mengatakan bahwa ia bersedia tetap bersama Mother Gothel dengan syarat ia diizinkan menyembuhkan Eugene. Karena tidak mau Rapunzel terikat pada Mother Gothel, Eugene segera memotong rambut panjang Rapunzel. Oleh sebab itu, rambutnya kehilangan kekuatan dan warnanya berubah menjadi cokelat.

Seketika itu juga Mother Gothel menjadi sangat tua lalu jatuh keluar dari menara dan menghilang dalam debu. Eugene juga meninggal sehingga Rapunzel menangis sambil bernyanyi. Tiba-tiba air matanya menghidupkan Eugene. Lalu mereka pergi ke istana dan memberitahu raja dan ratu bahwa Rapunzel merupakan putri yang hilang. Eugene tak lagi menjadi pencuri dan bertahun-tahun kemudian Rapunzel menikah dengan Eugene.

Rapunzel versi Tangled: Di Menara

Di suatu belahan bumi tumbuhlah bunga ajaib. Seorang wanita tua bernama Mother Gothel menggunakan kekuatan ajaib bunga tersebut agar tetap awet muda. Ia pun menutupi bunga itu dengan  tudung yang dilapisi semak-semak berbunga agar tak seorang pun mengetahui keberadaan bunga itu selain dirinya.

Berabad-abad kemudian sebuah kerajaan dibangun di dekat bunga ajaib itu. Nah, pada suatu malam permaisuri sakit dalam kondisi hamil sehingga raja memerintahkan pasukannya untuk mencari bunga ajaib yang awalnya diduga mitos. Mother Gothel yang melihat para pasukan kerajaan segera menutupi bunga itu dengan tudung lalu berlari pergi. Namun, tudung bunga itu terbuka lagi akibat tendangan yang tidak disengaja dari Mother Gothel.

Oleh sebab itu, para pasukan kerajaan berhasil menemukan bunga itu dan menyerahkannya kepada raja. Permaisuri pun sembuh setelah meminum larutan bunga itu. Kemudian dia melahirkan anak perempuan berambut pirang dan diberi nama Rapunzel. Kerajaan segera merayakan kelahiran putri ini dengan menerbangkan lentera-lentera.

Ketika mengetahui bunga ajaibnya hilang, Mother Gothel marah sehingga dia menyusup ke istana dan menculik Rapunzel. Lantas Rapunzel disembunyikan di  sebuah menara tinggi yang tersembunyi di balik gua. Hanya Mother Gothel yang mengetahui bahwa rambut Rapunzel memiliki kekuatan ajaib. Dengan menyanyikan sebuah lagu khusus maka rambut Rapunzel akan bersinar dan dapat membuat Mother Gothel kembali muda.

Rapunzel versi TangledRapunzel semakin tumbuh dewasa dan tidak pernah diizinkan turun dari menara. Mother Gothel selalu mengatakan bahwa dunia luar berbahaya karena ada banyak orang yang menginginkan rambut ajaibnya. Maka, Rapunzel terisolasi dari dunia luar dan tak pernah meninggalkan menara. Satu-satunya teman Rapunzel adalah seekor bunglon bernama Pascal. Rambut Rapunzel juga tidak pernah dipotong sebab kalau dipotong rambut itu akan kehilangan kekuatannya.

Rapunzel menyadari bahwa setiap hari ulang tahunnya ada lentera-lentera yang diterbangkan dan dia selalu melihatnya dari jendela menara. Maka, Rapunzel meminta Mother Gothel untuk membawanya pergi melihat lentera-lentara terbang itu sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-18. Namun, Mother Gothel tetap tidak mengizinkan Rapunzel pergi. Rapunzel menjadi sedih.

Sementara itu ada seorang buronan kerajaan bernama Flyn Rider yang baru saja mencuri mahkota ratu. Dia pun memutuskan menyusup ke menara Rapunzel untuk bersembunyi di sana. Dengan panik Rapunzel memukulnya pakai panci. Saat Flyn pingsan dia mengambil mahkota curian itu dan menyembunyikannya karena Rapunzel mendapatkan ide untuk memasuki istana dengan memakai mahkota itu agar dapat melihat pesta lentera atau lampion kerajaan.