Dari dongeng bahasa Inggris Grimm
Bersaudara: “The Wishing - Table, The Gold-Ass, and The Cudgel at Sack”.
Ada seorang penjahit bernama
Tailor yang hanya memiliki tiga orang putera dan seekor kambing. Kambing tersebut
menghasilkan susu untuk mereka semua sehingga kambing ini wajib diberi makanan
yang baik yang diambil setiap hari di padang rumput. Untuk itu, ketiga putra
penjahit yang bernama Joiner, Miller, dan Turner harus bergiliran mencarikan
makanan bagi si kambing.
Ketika tiba gilirannya Joiner
– si putera sulung membawa kambing ke gereja untuk mendapatkan rumput terbaik
yang dapat ditemukan lalu dia membiarkannya makan dan berlarian ke sana kemari.
Pada malam hari ketika sudah waktunya untuk pulang ke rumah, Joiner bertanya: “Kambing, apakah Anda sudah cukup kenyang?”
Kambing menjawab: “Saya sudah makan begitu banyak dan kelihatannya sudah tidak ada daun lagi
untuk dimakan. Mbek... mbek...”
“Pulanglah”, kata Joiner
sambil memegang tali leher kambing dan membawanya ke kandang lalu mengikatnya
dengan baik. “Nah”,
kata Tailor, “Apakah
si kambing telah makan sebanyak kebutuhannya?” “Oh,” jawab Joiner, “dia telah
makan begitu banyak dan tidak ada lagi daun yang akan dimakannya.”
Namun, Tailor ingin memastikannya
sendiri sehingga dia pergi ke kandang untuk membelai hewan kesayangannya sambil
bertanya: “Kambing,
apa kamu kenyang?” Kambing menjawab: “Bagaimana aku bisa kenyang? Aku melompat di
sekitar parit tetapi tidak menemukan daun sehingga aku pergi tanpa memakan
apapun. Mbek... Mbek...”
Setelah mendengar jawaban
kambingnya Tailor langsung berteriak sambil berlari ke atas dan menegur Joiner:
“He, kamu
pembohong, kau bilang kambing sudah cukup makan dan tidak membiarkannya
kelaparan. Namun, ternyata tidak demikian.” Lalu dalam kemarahannya
ia mengambil penggaris kayu yang tergantung di dinding dan mengusir Joiner
dengan pukulan.
Hari berikutnya giliran Miller
– putera kedua yang mencarikan tempat makan bagi kambing. Dia pun mengajaknya
pergi ke taman karena di sana tumbuh banyak daun yang baik. Kambing segera menelan
semua daun tersebut. Pada malam hari ketika akan pulang ke rumah, Miller
bertanya: “Kambing,
apa kamu kenyang?” Kambing menjawab: “Saya sudah makan begitu banyak dan
kelihatannya sudah tidak ada daun lagi untuk dimakan. Mbek... mbek...”
“Pulanglah,” ujar Miller lalu
segera mengantarnya ke rumah dan mengikatnya di kandang. “Nah”,
kata Tailor, “Apakah
si kambing telah makan sebanyak kebutuhannya?” “Oh,”
jawab Miller, “dia telah makan begitu banyak dan tidak
ada lagi daun yang akan dimakannya.”
Namun, Tailor tidak mau
percaya begitu saja sehingga dia pergi ke kandang untuk bertanya sendiri kepada
hewan kesayangannya: “Kambing, apa kau sudah kenyang?” Kambing
menjawab: “Bagaimana
aku bisa kenyang? Aku melompat di sekitar parit tetapi tidak menemukan daun
sehingga aku pergi tanpa memakan apapun. Mbek... Mbek...”
“Keterlaluan,” teriak Tailor, “bisa-bisanya
dia membiarkan kambingku yang baik kelaparan.” Lantas dia berlari menemui
Miller dan segera mengusir pemuda itu keluar dari pintu dengan penggaris kayu.
Kisah selanjutnya: Meja
Permintaan, Keledai Emas, dan Pentungan di Karung – seri 2
Tags: The Wishing - Table, The
Gold-Ass, and The Cudgel at Sack
0 komentar:
Post a Comment