Dari dongeng bahasa Inggris Grimm
Bersaudara: “The Wishing - Table, The Gold-Ass, and The Cudgel at Sack”.
Kisah sebelumnya: Meja
Permintaan Joiner
Setelah diusir oleh ayahnya Miller
pergi ke tempat penggilingan dan magang kepada tukang giling yang ada di sana.
Ketika dirasa sudah waktunya pergi, majikannya berkata: “Anda telah bekerja dengan baik. Oleh karena itu, saya akan memberikan
seekor keledai ajaib yang baik, yang tidak menarik gerobak atau membawa karung.”
Tanya Miller: “Lalu apa yang
baik?” Jawab tukang giling: “Dia
dapat memuntahkan emas. Jika Anda meletakkannya di atas kain sambil mengatakan
‘Abrakadabra’, hewan tersebut akan memuntahkan berbagai keping emas untuk Anda
dari belakang dan depan. “Itu adalah hal yang sangat baik”, kata Miller lalu dia mengucapkan terima kasih
kepadanya dan pergi mengembara.
Ketika dia membutuhkan emas, ia
hanya mengatakan ‘Abrakadabra’ pada keledainya dan hujan kepingan emas langsung
terjadi dan dia hanya perlu memungutnya. Kemanapun pergi, dia selalu memperoleh
yang terbaik dari semuanya. Barang mahal dengan kualitas terbaik selalu
tersedia di dalam tasnya.
Setelah puas berkelana Miller
si penjahit pergi mencari ayahnya. Dia berpikir: “Jika aku menemuinya dengan membawa keledai
emas, dia pasti melupakan kemarahannya dan mau menerimaku dengan baik.” Lalu di dalam perjalanannya ia datang ke
penginapan yang sama dimana meja Joiner - saudaranya telah ditukar. Dia pun
membawa keledainya dengan tali kekang lalu tuan rumah menawarkan diri untuk mengikat
keledai tersebut, tetapi pemuda itu berkata: “Jangan menyusahkan diri, aku akan membawa
sendiri keledai abu-abuku ini ke kandang, dan aku akan mengikatnya sendiri juga
karena aku harus tahu dimana ia berdiri.”
Jawabannya ini mengejutkan
tuan rumah dan dia dianggap sebagai orang aneh. Tuan rumah pun berpikir bahwa Miller
tidak mungkin memiliki banyak harta untuk dibelanjakan. Namun, Miller memasukkan
tangannya ke dalam sakunya dan mengeluarkan dua keping emas lalu mengatakan kepada
tuan rumah untuk memberikan sesuatu yang baik untuknya. Tuan rumah segera membelalakkan
mata lebar-lebar, berlari, dan mencari semua yang terbaik yang bisa
dikerahkannya.
Setelah makan malam Miller pun
bertanya apa dia masih berhutang. Lantas tuan rumah berpikir untuk menaikkan
harga sebanyak dua kali lipat dari harga normal sehingga dia berkata bahwa
Miller harus memberikan dua keping emas lagi. Miller merogoh sakunya tetapi emasnya
sudah tidak ada. Maka, katanya: “Tunggu sebentar pak, aku akan pergi untuk mengambil
beberapa uang.”
Namun, sebelum pergi dia
mengambil taplak meja. Tuan rumah tidak bisa membayangkan kegunaan taplak meja
tersebut. Dia pun menjadi penasaran, diam-diam membuntutinya, dan ia melihat Miller
melesat masuk ke dalam kandang. Lantas tuan rumah mengintip melalui lubang yang
ada di antara simpul-simpul kayu kandang. Dia melihat Miller menggelar kain di
bawah keledai lalu berteriak: “Abrakadabra”. Tak lama berselang keping emas mulai
berjatuhan dari belakang dan depan keledai sehingga di tanah bertebaran uang cukup
banyak.
Kata tuan rumah: “Eh, dengan cepat diciptakannya uang. Jarang
sekali ada penghasil uang yang seperti itu.” Lalu Miller segera membayar
hutang makan malamnya dan pergi tidur. Pada malam hari tuan rumah pergi ke
kandang secara diam-diam lalu menukar keledai emas Miller dengan keledai biasa
miliknya.
Pagi berikutnya Miller
langsung melanjutkan perjalanan dengan keledainya dan berpikir bahwa ia masih memiliki
keledai penghasil emasnya. Pada tengah hari dia tiba di rumah ayahnya, yang
bersukacita melihatnya lagi, dan dengan senang hati membawanya masuk. “Apa yang telah kamu
hasilkan, anakku?” tanya orang tua itu. “Aku telah menjadi tukang giling, ayah
sayang,” jawabnya. “Lalu apa yang
telah kamu bawa kembali dari perjalananmu?”
Jawabnya: “Tidak ada yang lain kecuali keledai.”
Kata sang ayah: “Keledai sudah cukup
banyak di sini. Ayah lebih suka memiliki kambing.”
“Ya tetapi ini bukan keledai biasa. Ini
keledai emas dan ketika aku mengatakan ‘Abrakadabra’, binatang yang baik ini
akan segera memuntahkan kepingan emas. Karena itu, panggillah semua kerabat
kita dan aku akan membuat mereka menjadi orang-orang kaya.”
Kata Tailor: “Itu sangat cocok
untuk ayah agar ayah tidak perlu lagi menyiksa diri dengan jarum.”
Maka, Tailor bergegas lari
keluar untuk mengundang semua kerabatnya. Segera setelah mereka berkumpul, Miller
meminta mereka membuat jalan, menggelar kain, dan membawa keledainya ke dalam
ruangan. Lalu katanya: “Sekarang lihat” dan dia mengatakan ‘abrakadabra’
kepada keledainya tetapi tidak ada kepingan emas yang berjatuhan. Terlihat
dengan jelas bahwa hewan tersebut tidak mengetahui apa-apa karena tidak semua
keledai bisa mencapai kesempurnaan untuk menghasilkan emas.
Alhasil, Tailor merasa telah ditipu
dan memohon pengampunan dari para kerabat yang terpaksa pulang dalam keadaan
tetap miskin semiskin kedatangan mereka. Lalu dia kembali bekerja dengan
jarumnya dan Miller kembali pergi bekerja sebagai tukang giling.
Kisah selanjutnya: Pentungan
di Karung Turner
Tags: The Wishing - Table, The
Gold-Ass, and The Cudgel at Sack, Keledai Emas
0 komentar:
Post a Comment