Share/Bookmark
Pundi-Pundi

Monday, March 3, 2014

Kisah Fiksi Tiga Bahasa

Ada seorang lanjut usia yang tinggal di Swiss. Dia hanya memiliki anak laki-laki tunggal bernama Toni tetapi anak itu bodoh dan tidak bisa belajar apa pun. Lalu kata ayahnya: “Dengar Toni, cobalah sepertiku untuk bisa mengingat sesuatu di dalam kepalamu. Oleh karena itu, aku akan membawamu kepada seorang guru besar yang akan melihat apa yang dapat dilakukannya untukmu.” Toni pun dikirim ke sebuah kota yang asing dan menghabiskan waktunya bersama guru besar tersebut selama setahun.

Pada akhir tahun dia kembali pulang ke rumah lagi dan ayahnya bertanya: “Sekarang, anakku, apa yang telah kamu pelajari?” “Pak, aku telah belajar memahami perkataan anjing ketika mereka menyalak.” Ayahnya langsung menangis sambil berkata: “Tuhan kasihanilah kami. Hanya itu saja yang telah kamu pelajari. Aku akan mengirimkanmu ke kota lain untuk belajar pada guru besar lain.”

Pemuda itu pun dibawa ke sana dan tinggal setahun lagi dengan guru besar lain. Ketika ia kembali pulang, sang ayah bertanya lagi: “Anakku, apa yang telah Anda pelajari?” Toni menjawab: “Ayah, aku telah belajar memahami perkataan burung.” Kemudian sang ayah menjadi marah dan berkata: “Oh, kamu pria malang, kamu telah menghabiskan waktu yang berharga dan tidak belajar apa-apa. Apa kamu tidak malu muncul di depanku? Aku akan mengirimkanmu ke guru besar ketiga tetapi jika kali ini kamu tidak belajar apa pun, kamu bukan lagi anakku.”

Lantas Toni tinggal bersama guru besar ketiga selama setahun pula. Ketika dia pulang lagi, ayahnya kembali bertanya: “Anakku, apa yang telah kamu pelajari?” Dia menjawab: “Ayahku sayang, tahun ini aku belajar memahami celoteh katak.” Kemudian sang ayah menjadi amat sangat marah dan melompat berdiri. Lalu segera memanggil beberapa pegawainya dan berkata: “Pria ini bukan lagi anakku, aku telah membuangnya. Kalian harus membawanya ke hutan dan membunuhnya di sana.”

Para pegawainya langsung membawa Toni keluar. Namun, ketika mereka harus membunuhnya, mereka tidak bisa melakukannya karena kasihan sehingga mereka membiarkannya pergi. Lalu mereka memotong mata dan lidah rusa untuk ditunjukkan kepada ayah Toni sebagai barang bukti.

Kisah Fiksi Tiga Bahasa
Toni berjalan tak tentu arah hingga akhirnya tiba di sebuah kastil lalu ia memohon untuk menginap di sana semalam. Kata penguasa kastil: “Jika kamu mau melewati satu malam di menara tua, pergilah ke sana. Namun, aku perlu memperingatkanmu. Tempat itu berbahaya bagi hidupmu karena di sana penuh dengan anjing liar yang menyalak dan menggongong tanpa henti. Pada jam-jam tertentu seseorang harus diberikan kepada mereka untuk dilahap sekaligus. Seluruh kabupaten hidup dalam kesedihan dan kecemasan karena anjing-anjing tersebut dan belum ada yang bisa menghentikan ini.”

Tanpa rasa takut Toni berkata: “Biarkan aku pergi ke tempat anjing liar itu dan berikan sesuatu yang bisa kulempar pada mereka. Dengan demikian, mereka tidak akan melakukan apa pun untuk menyakitiku.”

Karena Toni sendiri tidak keberatan pergi ke sana, penguasa kastil pun memberinya makanan untuk binatang liar dan segera mengantar Toni ke menara tua. Ketika Toni masuk ke dalam, anjing-anjing liar tersebut tidak menggonggong padanya tetapi hanya menggoyang-goyangkan ekornya dengan tenang di sekelilingnya. Lalu anjing-anjing tersebut makan sesuatu yang diberikan Toni di hadapan mereka dan tidak melukai Toni sedikit pun. Bahkan, sehelai rambut kepalanya juga tidak disentuh oleh anjing-anjing itu.

Kisah Fiksi selanjutnya: Manfaat Mempelajari Tiga Bahasa 

Tags: cerita dongeng anak, cerita fiksi anak, kisah fiksi anak, dongeng tiga bahasa, dongeng anak sebelum tidur, dongeng bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia, three languages

0 komentar:

Post a Comment