Share/Bookmark
Pundi-Pundi

Friday, February 28, 2014

Kehidupan Para Peri: Dua Cerita Fiksi Anak

Cerita Fiksi Pertama: Ibu Baptis Bayi Peri

Ada seorang gadis miskin yang bekerja sebagai pelayan. Dia amat rajin dan suka kebersihan. Dia menyapu rumah majikannya setiap hari dan mengosongkan tempat sampah dengan menumpuknya di depan pintu. Suatu pagi ketika dia akan kembali bekerja, dia menemukan sebuah surat di tumpukan sampah tersebut. Karena tidak bisa membaca, dia meletakkan sapunya di pojok pintu, dan menunjukkan surat itu kepada majikannya.

Ternyata surat itu adalah undangan dari seorang peri yang meminta gadis itu untuk menjadi ibu baptis bagi anak mereka. Gadis itu sulit mengambil keputusan dan sangat bingung mengenai keputusan yang harus diambil. Namun, setelah dibujuk panjang lebar dan majikannya juga mengatakan bahwa tidak baik menolak undangan semacam ini, dia pun setuju untuk menerima undangan ini.

Kemudian tiga peri datang dan mengantarnya ke suatu cekungan gunung yang merupakan tempat tingal para peri kecil. Segala sesuatu di sini serba kecil tetapi lebih indah dan rapi daripada yang dapat dijelaskan. Bayinya berbaring di tempat tidur dari kayu eboni hitam yang dihiasi dengan mutiara dan ditutupi selimut yang disulam dengan emas. Ayunan bayinya terbuat dari gading dan tempat mandinya terbuat dari emas.

Gadis itu pun berdiri di sini sebagai ibu baptis lalu ingin pulang ke rumah lagi. Namun, peri kecil segera memohonnya untuk tinggal bersama mereka selama tiga hari. Maka, dia tinggal di rumah peri kecil dan melewati masa-masa yang penuh kesenangan dan kegembiraan. Para peri kecil pun melakukan semua yang mereka bisa untuk membuat gadis itu bahagia.

Kehidupan Para Peri: Dua Cerita Fiksi Anak
Tiga hari kemudian dia bersiap untuk menempuh perjalanan pulang. Namun, pertama-tama para peri mengisi sakunya hingga penuh uang. Setelah itu mereka memimpinnya keluar dari gunung lagi. Ketika gadis itu sampai di rumah majikannya, dia mau memulai pekerjaannya lagi sehingga dia segera mengambil sapu yang masih berdiri di pojok pintu dan mulai menyapu.

Tak lama kemudian beberapa orang asing keluar dari rumah itu dan menanyakan siapa dirinya dan ada urusan apa. Gadis itu kebingungan karena dia berpikir bahwa dia hanya tiga hari tinggal di gunung bersama para peri. Namun, ternyata dia telah meninggalkan dunia manusia selama tujuh tahun dan sementara itu mantan majikannya telah meninggal.

Cerita Fiksi Kedua: Keusilan Peri Jahil

Ada seorang ibu yang bayinya telah diambil dari dalam ayunannya oleh peri jahil. Lalu sesosok mahkluk berkepala besar dengan mata melotot berbaring di ayunan bayi itu dengan tidak melakukan apapun selain makan dan minum. Karena masalah ini, ibu itu pergi ke tetangganya dan meminta saran.

Tetangganya mengatakan bahwa dia harus membawa makhluk itu ke dalam dapur dan meletakkannya di dekat perapian. Lalu ibu itu harus menyalakan api, dan mendidihkan air dalam cangkang kerang. Hal tersebut akan membuat makhluk itu tertawa. Jika dia tertawa, semua masalah ini akan berakhir.

Lalu wanita itu segera melakukan segala sesuatu yang dikatakan tetangganya. Ketika dia meletakkan air di dalam cangkang kerang di atas api, makhluk itu berkata: “Aku  telah lama tinggal di hutan sebelah Barat sebagai yang paling tua tetapi sebelumnya aku tidak pernah melihat orang merebus sesuatu dalam cangkang kerang.” Kemudian makhluk itu mulai menertawakan hal tersebut. Selagi dia tertawa, tiba-tiba datanglah sejumlah peri kecil yang mengembalikan anak ibu itu, meletakkannya di dekat perapian, dan mengambil kembali makhluk itu bersama mereka.

Tags: the elves (two stories), orang-orang kerdil, cerita fiksi anak, kisah dongeng peri, dongeng grimm bersaudara, brother grimm’s fairy tales

0 komentar:

Post a Comment