Di Negeri Sejahtera hiduplah
seorang anak raja bernama Pangeran Cuakep. Dia sangat ingin berkeliling dunia
tanpa mengajak siapapun, kecuali seorang hambanya yang setia yakni Abdi Loyal. Suatu
hari mereka tiba di hutan besar. Ketika kegelapan datang menghampiri, mereka
tidak bisa menemukan tempat berlindung dan juga tidak mengetahui tempat
bermalam yang tepat.
Lalu Pangeran Cuakep melihat
seorang gadis yang akan menuju sebuah rumah kecil. Ketika pangeran datang mendekatinya,
ia melihat bahwa gadis itu masih muda dan cantik. Dia pun menyapanya dan
berkata: “Gadis manis, bolehkah saya dan
hamba saya bermalam di rumah kecil itu?” “Oh, tentu boleh,” kata gadis itu
dengan suara sedih. “Namun, saya tidak menyarankan Anda untuk menjelajah tempat
itu. Jangan masuk ke sana.” Pangeran Cuakep pun bertanya: “Mengapa tidak?” Gadis itu mendesah dan
berkata: “Ibu
tiriku, Madam Cruel telah melakukan ilmu sihir jahat. Kini dia sakit dan
dibuang ke pengasingan.”
Lalu Pangeran Cuakep melihat dengan
mata kepala sendiri rumah penyihir tersebut tetapi dia tidak merasa takut.
Karena di luar sudah gelap dan dia tidak bisa pergi lebih jauh, dia pun
memutuskan untuk masuk ke rumah tersebut bersama Abdi Loyal. Di dalam rumah mereka
segera disambut oleh tatapan mata merah dari seorang wanita tua yang sedang
duduk di dekat perapian. Dialah Madam Cruel.
“Selamat malam,” sambut wanita tua
itu dengan berpura-pura cukup ramah. “Silahkan duduk dan bersantailah.” Kemudian Madam
Cruel mulai mengipasi api untuk memasak sesuatu di panci kecil. Putrinya pun segera
memperingatkan Pangeran Cuakep dan Abdi Loyal agar berhati-hati: tidak memakan
apapun dan tidak meminum apapun karena Madam Cruel telah menyeduh ‘minuman jahat’. Setelah itu mereka
tidur dengan tenang sampai pagi.
Ketika pagi tiba, mereka telah
siap melanjutkan perjalanan dan Pangeran Cuakep sudah duduk di atas kudanya.
Tiba-tiba Madam Cruel berkata: “Tunggu sebentar, saya akan menyerahkan konsep perpisahan terlebih
dahulu.” Namun, saat Madam Cruel sedang mengambil sesuatu, Pangeran
Cuakep telah pergi dengan menunggang kudanya. Sementara itu Abdi Loyal masih
mengencangkan ikatan pelananya sehingga hanya dia yang ada di sana ketika
penyihir jahat datang kembali membawa minuman.
“Serahkan ini kepada majikanmu,”
kata Madam Cruel. Namun, seketika itu juga gelasnya pecah dan racunnya mengenai
kuda. Racun itu amat kuat sehingga langsung menyebabkan kudanya mati. Abdi
Loyal segera berlari mengejar majikannya dan menceritakan segala sesuatu yang
telah terjadi. Lalu dia teringat bahwa ia masih meninggalkan pelananya di depan
rumah penyihir. Oleh karena itu, dia berlari kembali ke rumah tersebut untuk
mengambilnya.
Kisah dongeng selanjutnya: Dongeng
Teka-Teki untuk Putri Elok (The Riddle)
Tags: cerita fiksi anak, cerita
dongeng sebelum tidur, kisah fiksi anak, kisah dongeng anak, dongeng bahasa
Inggris dalam bahasa Indonesia, the Riddle, dongeng Grimm bersaudara
0 komentar:
Post a Comment