Kisah
sebelumnya: Penawaran
Bagus yang Merugikan Peternak Sederhana
Setelah
tiga hari berlalu, sesuai perintah raja, peternak pergi menghadap raja. Dia
berpikir akan segera mendapatkan lima ratus keping emasnya. Namun, raja berkata
kepada pengawalnya: “Lepas mantelnya! Dia akan segera mendapatkan lima ratus
cambukannya.” Kata peternak: “Ah, semua
itu bukan lagi milik saya. Saya telah sepakat untuk menghadiahkan dua ratus kepada
penjaga dan tiga ratus telah ditukarkan bagi saya oleh orang Yahudi. Dengan
demikian, lima ratus dari raja bukan lagi milik saya.”
Sementara
itu penjaga gerbang dan orang Yahudi segera masuk istana untuk mengklaim hak
yang telah mereka peroleh dari peternak. Maka, mereka mendapatkan cambukan
sesuai jumlah yang mereka sepakati dengan peternak. Penjaga gerbang itu dapat
menahan diri dengan sabar karena telah mengetahui rasanya. Namun, orang Yahudi
berteriak menyedihkan: “Aduh, aduh, apakah semua ini merupakan keping emasku?”
Raja
tidak bisa menahan tawa terhadap keberuntungan peternak dan semua kemarahannya telah
sirna. Lalu katanya: “Karena kamu telah
kehilangan pahalamu sebelum jatuh ke tanganmu, aku akan memberikan kompensasi kepadamu.
Pergilah ke dalam ruang hartaku dan ambillah uang untuk dirimu sendiri sebanyak
yang kamu inginkan.” Peternak tidak perlu diberitahu dua kali dan segera
mengisi kantong besarnya.
Setelah
itu ia pergi ke sebuah penginapan dan menghitung uangnya. Kebetulan orang
Yahudi juga ada di sana dan mendengar peternak bergumam pada dirinya sendiri: “Raja telah menipuku. Mengapa dia tidak
memberikan sendiri uangnya kepadaku? Dengan begitu aku bisa mengetahui jumlah
uang yang harus kudapatkan. Sekarang bagaimana aku bisa mengetahui bahwa uang
ini sesuai dengan hakku ketika aku harus memasukkannya ke dalam saku tanpa
melihatnya?”
Karena
masih menyimpan dendam kepada peternak, orang Yahudi berkata kepada dirinya
sendiri: “Astaga,
pria itu berbicara tidak hormat tentang tuan raja, aku akan menginformasikannya
kepada raja dan kemudian aku akan mendapatkan hadiah. Ia pun akan dihukum juga.” Ketika raja mendengar
laporan tersebut, dia jatuh ke dalam gairah dan memerintahkan orang Yahudi tersebut
untuk pergi dan membawa peternak kepadanya. Orang Yahudi lari menemui peternak
dan berkata: “Anda harus pergi sekali lagi kepada tuan raja saat ini juga.”
Jawab
peternak: “Jangan katakan padaku. Aku mengetahui
hakku. Aku akan membeli mantel baru terlebih dahulu. Apakah Anda berpikir bahwa
seorang pria dengan begitu banyak uang di sakunya harus pergi ke istana dengan
mengenakan mantel tuanya yang compang-camping?”
Orang
Yahudi menyadari bahwa peternak itu tidak akan pergi ke istana sebelum memiliki
mantel baru. Ia takut jika kemarahan raja segera reda sehingga ia sendiri akan
kehilangan upahnya dan peternak tidak jadi menerima hukumannya. Oleh karena itu,
dia mengatakan: “Sebagai bentuk persahabatan yang murni, saya akan meminjamkan
mantelku untuk sementara waktu. Setiap orang tentu akan melakukannya demi cinta
kasih.”
Peternak
itu merasa puas dengan tawarannya lalu segera mengenakan mantel orang Yahudi itu
dan pergi bersamanya ke istana. Raja mencela si peternak karena kata-kata jahat
yang telah diucapkannya sesuai dengan informasi yang telah disampaikan oleh
orang Yahudi. Kata peternak: “Ah, seorang
Yahudi selalu mengatakan kepalsuan - tidak ada kata-kata benar yang terucap
dari bibirnya. Bahkan, bajingan itu mampu menuntut mantel ini sebagai miliknya.”
Teriak
orang Yahudi: “Apa katamu? Apakah mantel
itu bukan milikku? Bukankah aku telah meminjamkannya kepadamu atas dasar
persahabatan murni supaya kamu dapat segera menghadap raja?” Ketika raja mendengar
hal itu, dia berkata: “Pastilah orang Yahudi telah menipu salah satu dari kita,
baik diriku sendiri atau peternak. Maka dari itu, orang Yahudi harus mendapatkan
cambukan keras sekali lagi.” Peternak pun pulang
dengan perasaan puas. Dia bisa mengenakan mantel yang baik dengan sejumlah uang
asli di sakunya. Ia pun berkata kepada dirinya sendiri: “Kali ini aku telah berhasil.”
Tags: kisah lucu, Good Bargain, dongeng
Grimm bersaudara, cerita fiksi anak, dongeng anak sebelum tidur, dongeng bahasa
Inggris dalam bahasa Indonesia
0 komentar:
Post a Comment