Share/Bookmark
Pundi-Pundi

Monday, January 2, 2017

Rapunzel: Penyihir dan Bunganya

Ada sepasang suami isteri yang sudah sangat lama mendambakan kehadiran seorang anak. Maka, si wanita berdoa dan Tuhan mengabulkan keinginannya. Dari jendela belakang rumah mereka tampaklah sebuah taman maha indah dengan bunga terindah. Taman tersebut dikelilingi oleh dinding yang tinggi dan tiada seorang pun berani masuk ke dalamnya karena taman itu milik seorang penyihir yang memiliki kekuatan besar dan paling ditakuti di seluruh dunia.

Pada suatu hari wanita yang sedang hamil tersebut berdiri di depan jendela belakang rumahnya dan melihat ke taman nan indah tersebut. Lalu dia melihat rimbunan bunga rampion atau rapunzel yang tampak amat segar dan hijau sehingga dia ingin memetik beberapa bunga tersebut untuk dimakan. Semakin hari keinginannya semakin kuat. Namun, dia menyadari bahwa dia tidak akan bisa mendapatkan bunga itu sehingga dia merasa tertekan dan sengsara.

Lantas, suaminya khawatir dan bertanya kepada isterinya: “Ada apa, Sayang? Apa yang meresahkanmu?” Jawab isterinya: “Ah, aku hanya ingin memakan beberapa bunga rampion yang ada di taman belakang rumah kita. Jika tidak bisa memakannya, aku ingin mati saja.” Karena cinta yang teramat besar dan tak ingin isterinya mati, suami bertekad untuk memetik sendiri beberapa rampion.

Ketika senja tiba, suami segera memanjat dinding dan memasuki taman nan maha indah itu. Kemudian dia buru-buru memetik segenggam rampion dan diberikan kepada isterinya. Isterinya pun menggunakan rampion tersebut untuk salad dan memakannya dengan lahap. Karena rasanya sangat lezat, keesokan hari isterinya menginginkan bunga rampion tiga kali lebih banyak daripada hari kemarin.

Oleh karena itu, suami kembali lagi ke taman maha indah di bawah langit nan kelam. Ketika memanjat dinding, dia menjadi sangat takut karena dia melihat penyihir berdiri di depannya. Penyihir berteriak marah: “Kamu berani sekali memasuki tamanku dan mencuri bunga rampionku. Kamu akan menderita karena hal ini.” Pria malang tersebut berusaha memohon belas kasih penyihir: “Ah, mohon ampuni saya karena saya melakukan hal ini untuk memenuhi kebutuhan isteri saya yang mengidamkan rampion karena sedang hamil. Isteri saya melihat rampion ini dari jendela dan merasa ingin mati jika tidak bisa memakannya.”

Kemarahan penyihir mulai mereda: “Jika benar hal ini seperti perkataanmu, kamu boleh mengambil rampion sebanyak keinginanmu. Namun, ada satu syaratnya, yaitu kamu harus memberikan anakmu kepadaku ketika dia telah lahir ke dunia. Anak tersebut akan kuperlakukan dengan baik dan dia akan kurawat seperti anakku sendiri.” Karena amat ketakutan, si pria langsung menyetujui persyaratannya. Selang beberapa waktu kemudian isterinya melahirkan dan bayinya diberi nama Rapunzel. Nah, pada saat bersamaan penyihir muncul dan seketika itu juga dia membawa pergi Rapunzel.

Rapunzel di atas menara
Di bawah mentari Rapunzel bertumbuh menjadi anak yang paling cantik. Ketika dia berusia 12 tahun, penyihir mulai mengurungnya di sebuah menara yang terletak di tengah hutan. Menara ini tidak memiliki tangga atau pintu dan hanya ada sebuah jendela kecil di atas menara. Ketika penyihir ingin masuk, dia akan berteriak dari bawah menara: “Rapunzel, Rapunzel, turunkan rambutmu.”

Rapunzel memiliki rambut kepang keemasan yang sangat panjang dan indah. Ketika dia mendengar suara penyihir memanggilnya, dia pun melonggarkan kepangan rambutnya lalu menjatuhkan rambutnya ke bawah menara melalui jendela yang terbuka agar rambutnya bisa digunakan oleh penyihir untuk memanjat naik ke dalam menara.

0 komentar:

Post a Comment