Kisah fiksi sebelumnya: Dongeng
Gadis Tanpa Tangan (The Girl Without Hands)
Iblis pun datang lagi untuk
ketiga kalinya. Namun, putri tukang giling menangis begitu lama dan begitu
banyak pada lengan buntungnya hingga semuanya cukup bersih. Kemudian iblis
terpaksa menyerah dan telah kehilangan hak atas seluruh tubuh gadis itu. Tukang
giling berkata kepada putrinya: “Aku harus berterima kasih kepadamu atas semua kekayaan
melimpah yang ada padaku. Maka, aku akan menjagamu dengan amat sangat baik
selama hidupmu.” Namun
putrinya menjawab: “Aku tidak bisa tinggal di sini dan aku akan pergi dari
rumah ini. Orang yang penuh kasih akan memberiku semua yang kubutuhkan.”
Ketika matahari terbit, dia
berangkat dari rumah dan berjalan sepanjang hari sampai malam tiba. Kemudian
dia tiba di taman kerajaan, dengan diterangi cahaya bulan dia melihat
pohon-pohon di tempat itu penuh dengan buah-buahan yang ranum. Namun, dia tidak
bisa masuk karena tempat itu dikelilingi oleh air. Karena dia telah berjalan
sepanjang hari dan belum makan sesuap pun, dia tersiksa oleh rasa lapar dan
berpikir: “Ah,
seandainya aku ada di dalam sana, mungkin aku bisa makan buah-buahan itu. Jika
tidak, mungkin aku harus mati kelaparan.”
Kemudian ia berlutut dan
berdoa untuk meminta kepada Tuhan. Tiba-tiba malaikat datang kepadanya dan
membuat bendungan di dalam air sehingga parit menjadi kering dan ia bisa
berjalan melaluinya. Lantas dia segera memasuki taman kerajaan bersama malaikat
tersebut. Di sana dia melihat sebuah pohon yang ditutupi dengan buah pir yang
ranum tetapi semuanya telah dihitung.
Lalu ia mendekati pohon pir
itu dan terdorong oleh rasa lapar dia makan sebuah pir dengan mulutnya dari
pohon itu. Tukang kebun kerajaan hanya menonton. Karena malaikat Tuhan berdiri di
sampingnya, tukang kebun berpikir bahwa gadis itu roh sehingga dia merasa takut
dan diam saja. Dia juga tidak berani berteriak atau berbicara dengan roh.
Ketika gadis itu telah puas makan pir, dia menyembunyikan dirinya sendiri di antara
semak-semak.
Keesokan paginya raja selaku
pemilik kebun datang ke sana dan mulai menghitung buah pirnya. Lalu dia menyadari
bahwa satu buah pirnya hilang sehingga dia memanggil tukang kebun dan meminta
penjelasan. Sementara itu gadis tanpa lengan tidak lagi berbaring di bawah
pohon tetapi sudah pergi. Tukang kebun pun berkata: “Tadi malam ada roh datang ke sini dan dia
tidak memiliki lengan. Dia memakan sebuah pir dengan mulutnya.” Raja
berkata: “Bagaimana cara roh itu melintasi
air dan kemana perginya setelah makan pir?”
Tukang kebun itu menjawab: “Seseorang datang
dari surga dalam balutan pakaian seputih salju. Dialah yang membuat sebuah
bendungan dan menahan aliran air. Lalu roh itu berjalan melalui parit yang
telah kering. Itu pasti malaikat sehingga aku merasa takut dan tidak bertanya
apapun kepadanya dan aku juga tidak berani berteriak. Ketika roh itu selesai makan
pir, dia pergi lagi.” Raja berkata: “Bila
itu yang kamu katakan, aku akan menontonnya denganmu malam ini.”
Ketika hari mulai gelap, raja pun
datang lagi ke kebun dengan mengajak seorang pastor yang dapat berbicara dengan
roh. Ketiga orang itu pun duduk di bawah pohon dan menunggu. Pada tengah malam gadis
tanpa lengan merayap keluar dari semak belukar lalu pergi ke pohon pir. Dia makan
satu buah pir lagi dari mulutnya dan di sampingnya berdiri seorang malaikat
dalam balutan pakaian putih. Pastor bergegas pergi menemui mereka dan bertanya:
"Apakah engkau datang dari sorga atau dari
bumi? Apakah Anda seorang roh atau
manusia? " Gadis itu menjawab: "Saya bukan roh tetapi makhluk fana yang
tidak bahagia karena telah ditinggalkan oleh semua orang, kecuali Allah."
Tags: cerita cinta, cerita fiksi
anak, dongeng anak sebelum tidur, the girl without hands, kisah fiksi anak,
dongeng gadis tanpa lengan
0 komentar:
Post a Comment